Novisiat Kanonik

Novisiat Kanonik

Masa novisiat kanonik sepadan dengan masa SD untuk pendidikan formal di negeri kita. Masa novisiat dijalani setelah seorang calon religius menjalani masa postulat. Orang yang menjalani masa novisiat kanonik disebut novis. Seperti diatur dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) lama masa novisiat kanonik adalah satu tahun penuh. Selama satu tahun penuh para novis wajib tinggal di rumah novisiat. Dengan menjalani masa novisiat kanonik diharapkan para novis mampu mengembangkan kerelaan dan kebebasannya secara rohani untuk memilih hidup sebagai religius Bruder FIC.

Masa novisiat kanonik adalah proses inisiasi ke dalam “cara hidup dalam Roh” sesuai dengan kekhasan Kongregasi FIC. Dinamika di novisiat kanonik diintensikan agar novis memperoleh kemajuan dalam hidup rohani selaras dengan cara hidup Kongregasi FIC. Di sini calon dimasukkan ke dalam hidup pengalaman akan Allah secara baru, lewat proses latihan doa dan refleksi. Karena itu masa novisiat kanonik sering disebut sebagai tahun rohani.

Lewat pengalaman berkomunitas yang terpisah dari komunitas karya, para novis kanonik diajak untuk menceceap spiritualitas-karisma dan kerohanian Kongregasi. Para novis kanonik diajak melatih diri dalam dimensi kontemplastif hidup religius yang diletakkan dalam konteks pengalaman hidup bersama dalam komunitas dan persaudaraan satu sama lain. Para novis kanonik di satu pihak mulai dilatih untuk menghayati cara hidup Kongregasi FIC.

Tujuan khusus masa novisiat kanonik adalah untuk mengembangkan hidup rohani dalam situasi dan kondisi yang sesuai. Para novis kanonik dilatih untuk memerhatikan pemeliharaan kesehatan dengan memperhatikan sikap-sikap yang benar terhadap kesehatan, cara dan keteraturan dalam hal makanan, tidur dan bangun, makan, pakaian, gaya hidup, tempat tinggal dan kebersihan; semuanya ini perlu diperhatikan demi pengabdian kepada Allah. Para novis kanonik juga dilatih untuk bekerja secara bijaksana, baik kerja mental maupun fisik

Pengalaman rohani di masa novisiat kanonik ini diharapkan menjadi dasar tumbuhnya sikap-sikap terbuka, tanggap dan peka pada diri novisi kanonik terhadap karya Roh lewat karisma Kongregasi, suatu dasar bagi hidup religius sendiri.