"Seandainya semua itu telah kami ketahui sebelumnya, mungkin usaha ini tidak akan mulai dikerjakan." Itulah yang ditulis Br.Bernardus pada analennya di awal berdirinya Kongregasi FIC. Sesuai catatan sejarah bahwa pada awal berdirinya, Kongregasi FIC mengalami berbagai macam kendala dan kesulitan. Namun demikian usaha yang disertai doa yang dilakukan para Bapa Pendiri bersama para bruder saat itu lambat laun membuahkan hasil. Setelah memulai karya dengan Taman Kanank-kanak, selanjutnya mulai didirikanlah Sekolah Dasar yang juga masih dikelolola dengan segala keterbatasan.
Walaupun jumlah bruder saat itu masih terbatas, namun dalam waktu satu tahun telah didirikan tiga cabang, pertama di Sint Michielsgestel dimana para bruder membantu di lembaga pendidikan anak tunarungu, kedua di Amsterdam dimana para bruder mulai mengasuh anak yatim piatu, dan yang ketiga di kota Den Bosch dengan karya Sekolah Dasar. Demikian selanjutnya mulai berdatangan tawaran dan permintaan dari paroki-paroki yang mengharapkan para bruder terlibat dalam karya yang telah mereka mulai dan kelola sebelumnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Mgr.Rutten berjuang keras dengan usahanya hingga disyahkannya Regula Suci / Konstitusi oleh Tahta Suci. Bersama dengan itu pula Br.Bernardus sebagai seorang pemimpin yang tegas benar-benar memperhatikan kehidupan rohani para bruder lainnya dan selalu mengingatkan untuk tidak hanya terlena pada kesibukan karya saja. Fondasi yang kuat dari kedua Pendiri menjadi peninggalan yang berharga dalam perkembangan karya kongregasi di Belanda saat itu hingga berkembang ke tanah misi sampai di Indonesia dan belahan bumi lainnya.