RIP Br.Simon Andrus Briyanto, FIC

RIP Br.Simon Andrus Briyanto, FIC

Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk-Ku." (Mat 25:40)

Kutipan sabda Tuhan ini seakan merangkum seluruh kehidupan Br. Simon Andrus Briyanto, FIC. Pelayanan dan perhatiannya bagi sesama bukan sekadar tugas, melainkan ungkapan cintanya kepada Tuhan. Hidupnya menjadi persembahan bagi Allah, diwujudkan dalam setiap tindakan kasih bagi orang-orang yang dipercayakan kepadanya.

Br. Simon, yang dilahirkan di Magelang pada 5 Oktober 1971, tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih sebagai anak kedua dari empat bersaudara, putra dari Yohanes Abdul Muntolib (alm.) dan Irene Akiyati. Sejak kecil, ia dikenal sebagai pribadi yang ramah, mudah bergaul, dan penuh perhatian terhadap orang-orang di sekitarnya. Karakter inilah yang terus berkembang dan semakin nyata dalam hidup panggilannya sebagai seorang bruder, di mana ia selalu membawa kehangatan dan kebaikan bagi siapa pun yang dijumpainya.

Perjalanan panggilannya dimulai ketika ia masuk Postulat pada 22 Juli 1994, melanjutkan Novisiat pada 5 Juli 1995, dan dengan penuh keteguhan hati mengikrarkan profesi pertama pada 2 Juli 1997. Kesetiaannya kepada Tuhan semakin dikuatkan ketika ia mempersembahkan seluruh hidupnya dalam profesi seumur hidup pada 2 Juli 2003 di Kongregasi FIC. Dalam setiap tahap perjalanan ini, Br. Simon menunjukkan kesungguhan, semangat pelayanan, dan cinta mendalam kepada Tuhan dan komunitasnya.

Sebagai seorang bruder, Br. Simon dikenal supel, penuh semangat, dan selalu hadir bagi sesama. Hidupnya bukan untuk dirinya sendiri, tetapi bagi orang lain. Ia mengabdikan diri dalam berbagai tugas perutusan, mulai dari bidang pendidikan, percetakan, hingga kepemimpinan dalam berbagai lembaga Kongregasi FIC. Di mana pun ia ditempatkan, ia selalu membawa sukacita, melayani dengan hati, dan memberikan yang terbaik.

Namun, di balik segala kesibukannya, Br. Simon adalah seorang bruder pendoa. Dalam kesederhanaan dan ketekunan, ia selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidupnya. Baginya, segala sesuatu diserahkan kepada penyelenggaraan Ilahi, dan dalam doa-doanya, ia menyerahkan setiap karya dan pengabdiannya sebagai wujud kesetiaan kepada Tuhan yang telah memanggilnya.

RIWAYAT TUGAS BRUDER SIMON ANDRUS BRIYANTO, FIC

  1. 1997 - 1999: Komunitas Boro – Bertugas di Pertenunan Santa Maria Boro
  2. 1999 - 2001: Komunitas Yogyakarta – Studi D3 di Akademi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) dan mengajar di SMU
  3. 2001 - 2012: Komunitas Muntilan – Bertugas di Asrama Van Lith, Direktur Percetakan Pangudi Luhur Muntilan, serta melanjutkan studi S1 di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD)
  4. 2012 - 2019: Komunitas Muntilan – Direktur Percetakan Pangudi Luhur Muntilan, anggota pengurus Yayasan Budi Mulya Semarang (YBMS) dan KPPA (Komisi Penasihat Pengelolaan Aset)
  5. 2019 - 2024: Komunitas Wisma Bernadus Semarang – Ketua Pengurus YBMS, Bendahara YPL, dan KPPA (Komisi Penasihat Pengelolaan Aset)
  6. Per 1 Januari 2025 : Komunitas Muntilan – Wakil Direktur Pertenunan Boro, Pelayanan Sosial dan KPPAI (Komisi Penasihat Pengelolaan Aset dan Investasi)

 

Sepanjang hidupnya, Br. Simon mengalami berbagai tantangan kesehatan, termasuk gangguan gula darah dan operasi batu ginjal yang cukup berat. Namun, di tengah kelemahannya, ia tetap teguh dalam semangat dan tetap memancarkan kasih. Ia tidak pernah mengeluh, tidak pernah menjadikan sakitnya sebagai alasan untuk berhenti melayani. Bahkan dalam penderitaannya, ia tetap mengarahkan hati dan perhatiannya bagi sesama, seakan rasa sakit hanyalah bagian kecil dari pengorbanan cintanya kepada Tuhan dan komunitas.

Kepergian Br. Simon meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, sahabat, dan seluruh Bruder - Frater FIC. Namun, di balik kesedihan ini, ada keyakinan yang teguh bahwa ia telah menyelesaikan perlombaannya dengan baik, telah setia dalam panggilannya, dan kini beristirahat dalam pangkuan kasih Tuhan.

"Berbahagialah orang yang mati dalam Tuhan! Mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala pekerjaan mereka menyertai mereka." (Why 14:13)

Selamat beristirahat dalam damai Tuhan, Br. Simon. Terima kasih atas cinta, pelayanan, dan teladan hidupmu yang abadi dalam kenangan kami.